16 November 2015

2 Penderitaan Bagi manusia yang hidup di dunia ini ( Buddhis )

Penderitaan Fisik dan Rohani/Mental

Hai Teman sedharma, apa kabar kalian? Pada artikel kali ini saya akan membahas tentang penderitaan yang ada di dunia manusia ini.

Sebelum di mulai penjelasannya pernah kah kalian berpikir bahwa ada saja hal yang membuat kalian bersedih, atau bahkan membuat kalian itu kehilangan semangat hidup dalam diri?
Jawabannya pasti IYA

Pada artikel ini akan dibahas macam macam penderitaan yang dialami di kehidupan manusia ini, ayo di simak

Yang termasuk penderitaan fisik:


1. KELAHIRAN

Kelahiran sebagai manusia tidaklah mudah, karena harus melalui beberapa proses dan didukung oleh kondisi yang menunjang. Menurut ilmu kedokteran modern, terjadilah pembuahan dimulai dari perlombaan berjuta-juta sperma yang saling berebut untuk dapat membuahi sebuah atau beberapa sel telur dan setelah terjadi pembuahan masih diperlukan kondisi yang bagus untuk pertumbuhan janin selanjutnya.

Dalam agama Buddha dikatakan, proses tumimbal lahir menjadi janin manusia harus melewati 8 keadaan panas dan dingin, sehingga bagi mereka yang karma baiknya tidak cukup, tak akan dapat melewatinya, hanya mereka yang cukup karma baiknya untuk menjadi manusia, dapat melewati dan masuk ke dalam kandungan ibu. Dan pada saat dilahirkan, sentuhan/kontak pertama dengan udara membuat bayi langsung menangis untuk mengekspresikan penderitaannya (baik penderitaan yang bersifat fisik maupun mental).


2. USIA TUA

Ketika seorang menjadi tua, semua fungsi organ tubuhnya menjadi mundur dan lemah, ingatannya berkurang, segala gerak-geriknya lamban dan tidak leluasa, kecantikan dan keindahan tubuhnya memudar, jiwanya mudah merasa kesepian, tak berdaya dan terasing, keberadaan secara alamiah perlahan-lahan tersisih oleh generasi baru yang menggantikannya, energinya seperti lampu yang kehabisan bahan bakar, mulai meredup….

3. SAKIT

Penyakit bisa tiba-tiba datang tanpa permisi, tidak memilih siapa yang bakal menjadi korbannya, dia bisa menyerang orang kaya atau orang miskin, tua atau muda, raja maupun pengemis, tak seorangpun dapat menghindar darinya, biar dia itu seorang dokter sekalipun, akibat penyakit yang dideritanya, manusia menjadi lemah dan mudah putus asa, semua fungsi organ dan metabolisme tubuhnya menjadi kacau-balau, aktifitas sehari-hari terhenti, bahkan kadang-kadang penyakit menjadi berkepanjangan, yang menyebabkan penderitaan lahir dan batin, baik bagi si sakit maupun keluarganya. Tiada seorangpun yang dapat menghindar dari penderitaan sakit, karena sakit adalah proses alamiah berdasarkan karma.

4. MATI

Adakah manusia yang dapat menghindari kematian? Cepat atau lambat saat itu pasti akan tiba, doktrin Buddhis tentang anicca (ketidak-kekalan) menjelaskan bahwa semua hal yang berbentuk/dilahirkan pasti akan mengalami kelapukan, usia tua dan akhirnya musnah mati. Ada yang menganggap kematian sebagai proses yang wajar dan siap menghadapinya (terutama bagi mereka yang menghayati agama Buddha dengan benar), tetapi ada yang demikian takutnya, merasa cemas karena tak tahu akan kemana dan menjadi apakah setelah dia mati nanti? Segalanya serba gelap, diliputi misteri, bagi anda yang masih kuatir serta tidak tahu tentang proses kematian atau takut menghadapi saat kematian, silahkan membaca buku ini lebih lanjut, karena didalam buku ini dijelaskan berbagai cara yang bermanfaat yang dapat anda pergunakan pada saat anda berada di ambang batas antara hidup dan mati.

Yang termasuk penderitaan rohani/mental:

1. BERPISAH DENGAN YANG DICINTAI

Bagaimana rasanya bila kekasih, orang atau sesuatu yang sangat kita cintai (orang tua, anak, suami/istri, saudara, sahabat, harta-benda, kedudukan ataupun hewan kesayangan kita) tiba-tiba pergi meninggalkan kita ?
Entah perpisahan ini terjadi sewaktu masih sama-sama hidup (misalnya: karena perceraiaan, ditinggal pergi, kondisi perang, dirampas orang, masuk ke penjara dan sebagainya) maupun perpisahan yang disebabkan oleh kematian, semua ini amatlah memilukan hati, kadang-kadang rasa sedih ini dapat berlarut-larut, sehingga menyebabkan depresi, membuat hidup terasa hambar, kosong seakan-akan jiwa kita juga ikut pergi bersamanya

2. BERTEMU DENGAN YANG DIBENCI

Sebaliknya jika seseorang berada di lingkungan yang tidak dia sukai (kawin paksa, pekerjaan yang tidak menyenangkan, tempat tinggal dan lingkungan sosial yang tidak cocok dan sebagainya) serta tak ada pilihan lain sebagai jalan keluarnya, maka hari demi hari berlalu dan terasa kelabu, gairah hidup menjadi padam, tak ada tawa riang, tak ada kegembiraan. Yang dihadapi hanyalah rasa jenuh dan membosankan.

3. KEINGINAN TIDAK TERCAPAI

Tidak semua yang kita idam-idamkan selalu terwujud, seringkali antara keinginan dan kenyataan bertolak belakang hasilnya. Cita-cita atau keinginan ini meliputi aspek yang sangat luas (misalnya: rumah tangga, perjodohan, percintaan, karier, pekerjaan, kedudukan, jabatan, nama baik, kehormatan, sekolah, pendidikan, politik dan sebagainya). Jika gagal meraih apa yang diharapkan, seseorang akan merasa sedih dan menderita batinnya, bisa menjadi stress dan frustasi, bahkan bila kegagalan demi kegagalan selalu menimpanya, dia mudah menjadi putus asa, ada yang menjadi gila/sakit jiwa, tak sedikit pula yang mengambil tindakan nekat yaitu bunuh diri.

4. TERIKAT OLEH KONDISI PANCA SKANDHA

yang disebut panca skandha adalah rupa (bentuk), vedana (perasaan), samyojana (persepsi), samskara (bentuk-bentuk pikiran) dan vijnana (kesadaran). Karena terikat ole hkebutuhan panca skandha, maka kita akan merasa lapar bila tidak makan, mengantuk bila kurang tidur, juga kebutuhan untuk diperhatikan, dicintai, mencintai, semangat untuk belajar segala sesuatu, rasa egois, demikian pula munculnya berbagai macam perasaan, kesan dan kesadaran….
Ajaran Hyang Buddha mengungkapkan hakekat hidup yang berupa dukha, tidak kekal dan tanpa inti, yang mana sering menimbulkan salah pengertian bagi orang awam sehingga mereka menuduh ajaran Hyang Buddha adalah bersifat pesimis, pandangan demikian salah besar, memang benar didalam hidup kadang-kadang kita mengalami peristiwa yang membahagiaakan hati, tetapi bertahan beberapa lamakah kebahagiaan tersebut? Suatu saat kebahagiaan itu akan lenyap bersama tibanya saat kematian, karena kebahagiaan duniawi terikat oleh kondisi yang tidak kekal (anicca) dan tanpa inti (an-atma), sehingga Hyang Buddha mengatakan bahwa hidup adalah DUKKHA


1 komentar:

“Terima kasih sudah membaca blog saya, silahkan tinggalkan komentar”

 

Agama Buddha itu Indah Template by Ipietoon Cute Blog Design