Sejarah Terbentuknya bendera Buddhis
Hai Teman Sedharma, saya akan bagi sedikit cerita yang dapat
menambah ilmu pengetahuan bagi Sobat semua, Sesuai dengan judulnya ayo tanpa
panjang lebar kita langsung baca dan simak
Di Sri Lanka, status Waisak sebagai
hari raya (hari libur) dibatalkan oleh penguasa kolonial Britania pada tahun
1815 yang bermaksud merusak budaya asli Sri Lanka. Namun kebijakan
tersebut dicabut pada tahun 1885. Peringatan pertama Hari Waisak di Sri
Lanka pada tahun 1885 setelah ditetapkan sebagai hari raya oleh pemerintah
kolonial Britania dirayakan dengan menciptakan dan mengibarkan bendera Buddhis
enam warna di Kolombo.
Pencipta bendera Buddhis adalah Komite Kolombo yang terdiri
dari Ven, Hikkaduwe Sri Sumangala, Ven. Migettuwatte Sri
Gunananda, Don Carolis Hewavitharana (ayah Anagarika Dharmapala), Andiris
Perera Dharmagunawardhana, William De Abrew, Carolis Pujitha Gunawardena,
Charles A. de Silva, dan N. William. Fernando. Setelah
melalui pertimbangan mendalam, mereka sepakat untuk menciptakan bendera enam
warna dari warna aura Buddha. Sketsa pertama bendera ini diterbitkan di surat
kabar Sarasavi Sandaresa 17 April 1885, dan pertama kali
dikibarkan di muka umum pada perayaan Waisak, 28 April 1885 di Vidyodaya
Pirivena, Dipaduttaramaya, dan beberapa tempat Buddhis lainnya di Kolombo.
Kolonel Amerika Serikat Henry Steele Olcott, salah
seorang pendiri Theosophical Society (bersama Madame Blavatsky)
yang menjadi Buddhis di Sri Lanka pada tahun 1880 berpendapat bahwa
bendera yang diciptakan oleh Komite Kolombo bentuknya panjang seperti panji-panji sehingga
tidak cocok untuk dibawa dalam prosesi atau dipajang di ruangan. Ia
menyarankan untuk membuat bendera Buddhis yang bentuknya seperti bendera
nasional. Olcott membuat sebuah contoh bendera dan disetujui dengan suara
bulat. Bendera Buddhis ciptaannya terdiri dari lima warna aura Buddha
dalam bentuk garis-garis vertikal: biru, kuning,merah, putih,
dan jingga, ditambah satu lagi garis vertikal yang mengulangi urutan
warna-warna sebelumnya secara horizontal untuk
melambangkan perpaduan harmonis.
Bendera tersebut diadopsi oleh organisasi-organisasi
Buddhis Sinhala pada
upacara-upacara pengibaran bendera mereka, dan terutama pada peringatan Waisak,
saat bendera ini menghiasi kuil, rumah, dan jalan-jalan, serta dibawa dalam
prosesi.
Pada tahun 1889, dengan ditemani Anagarika
Dhammapala, Olcott berkunjung ke Jepang dan mempersembahkan bendera
Buddhis kepada Kaisar Meiji yang lalu memberikan restunya.
Pada 25 Mei 1950, delegasi dari 26 negara kongres tahunan
organisasi Buddhis internasional World Fellowship of
Buddhists di Kolombo sepakat untuk mengadopsi bendera ini
sebagai bendera resmi Buddhisme. Bendera ini dimaksudkan untuk dikibarkan
oleh Buddhis sebagai tanda perdamaian dan keserasian semua makhluk, tanpa
memandang perbedaan kelas dan ras, serta ideologi.
Pada tahun 1951, biksu To Lien membawa pulang bendera
Buddhis dari Kolombo untuk diperkenalkan di Vietnam. Bendera ini lalu
dikibarkan di depan kuil-kuil Buddha untuk menunjukkan ketidaksenangan terhadap
pemerintah komunis Vietnam.
Bendera ini diterima sebagai Bendera Buddhis Internasional
pada World Buddhist Congress tahun 1952.
Bendera ini sekarang dikibarkan pada peringatan Hari Buddha
di lebih dari 50 negara di dunia, termasuk di markas
besar UNESCO di Paris. Perayaan Waisak di markas besar UNESCO
pertama kali dilakukan pada tahun 1976. Perayaan ini dihadiri oleh diplomat,
akademisi, biksu dari Theravada dan Mahayana, serta perwakilan
dari agama-agama lainnya di dunia.
sumber : Wikipedia
0 komentar:
Posting Komentar
“Terima kasih sudah membaca blog saya, silahkan tinggalkan komentar”